Senin, 24 Mei 2010

Suara Kendi

Kendi batu di genggaman seorang ratu, yg juga terbuat dr batu
tanyai ku sedari pagi
"apa yang kau cari di taman ini?"
"entahlah, mungkin punguti bunga bunga yang terjatuh..."
"bunga bunga itu memang selalu terjatuh, mereka cantik, tapi rapuh!"

aku menunduk, pungut sekutum tanjung...

"dan apa, yang kau lakukan disini, selain membatu?" tanyaku tak kalah sengit

"aku bangga membatu, tak perlu sakit hati atau sendu, tak seperti kau, yang tiap pagi pungut bunga bunga jatuh dengan wajah kuyu, bukankah esok, kuncup baru akan tumbuh?!"

"selalu ada cerita tentang malam dan ranting berayun..tentang bulan dan embun, apapun yang buat tangkai ini lepas dari kumtum
Terkadang nujum, tetang cinta yang harus terbang, tinggalkan putik ranum

dan pantulan wajahnya, yang entah berapa ribu kali, kulihat pada kelopak kelopak bunga yang jatuh"

"olehmu, taman ini menjadi muram.." lirih kendi batu
lihatlah air yang aliri seluruh penjuru taman....tak kembali, tak menguap jadi hujan.
Pohon dan semak meranggas di siang kian panas.
Seakan bersekongkol agar tak lagi bunga berkembang, agar tak lagi kau teringat pada kekasihmu yang hilang"
__________________